AdvetuRan means The Adventures of Ranty. And that’s how “AdventuRan” came about. An adventurer in almost anything possible. This site is about travelling and life transforming. Yes this is it "Cerita Perjalanan Seorang Musafir Kehidupan " . I hope to share my experiences and other inspiring stories in my humble site . So Welcome to AdventuRan.
Minggu, 04 November 2018
Vigan City
Tak pernah terbayangkan bahwa akhirnya aku akan menginjakkan kaki di kota tua bernama Vigan. Kota yang terletak di Provinsi Ilocos Sur , Filipina ini di bangun pada abad ke-16 pada zaman penjajahan Spanyol, yang kemudian ditetapkan menjadi situs warisan dunia UNESCO tahun 1999. Saya memulai langkah di kota ini bersama sahabat seperjalanan saya Ully . Kami tiba di Manila pada pukul empat sore dan setelah di bandara, Kami melanjutkan perjalanan ke Terminal Cubao. Dari Cubao, Kami naik bus Partas menuju ke kota Vigan. Harga tiket busnya adalah 760 peso. Kami naik bus jam 10 malam dan tiba di kota Vigan sekitar jam 5 pagi. Kami melanjutkan perjalanan menuju hotel dengan tricycle.
Kesan pertama ketika menginjakkan kaki di kota ini , seakan berada di era abad ke -16 dengan arsitektur bangunan-bangunan bergaya Spanyol. Jalanan dengan pertokoan berjejer di sisi kanan dan kiri , dengan bangunan-bangunan tua yang seakan dibiarkan sekarat tanpa pernah dipoles kembali. Hilir mudik kereta kuda yang biasa di sebut kalesa memenuhi ruang-ruang kota .
Hari pertama kali mengeksplor kota kecil di sekitar Calle Crisologo seakan membawa kami ke era Spanyol di Filipina. Kami berjalan kaki menyusuri kota kecil ini. Mayoritas penduduknya fasih berbahasa Inggris sehingga Kami tidak kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka. Diantara sekian banyak hal yang membuat saya terkesan adalah keramahan penduduknya .Kota ini juga terkenal dengan makanan lokalnya yaitu empanada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar