Bicara tentang "Mimpi" mengingatkanku pada pertemuan dengan anak-anak kelas mimpi beberapa bulan lalu. Ya.. Kelas mimpi adalah project yang diselenggarakan Yayasan Gemilang Indonesia berupa bimbingan bagi remaja pemulung dan dhuafa di kecamatan Pasar Minggu. Di Kelas ini semua anak-anak binaan yang mayoritas pemulung ini merajut impiannya . Di kelas ini juga mereka diajarkan bagaimana cara meraih dan memperjuangkan impian dan cita-citanya. Lewat Nafis selaku mentor kelas mimpi yang ku kenal lewat Instagram, akhirnya Kami membuat janji untuk bertemu di RPTRA Seruni Karang Pola,Pasar Minggu.
Hari minggu , Di pagi hari yang cerah, aku pun memenuhi janji untuk bertemu dengan anak-anak kelas mimpi.Kelas mimpi ini di bagi 2, ada yang kelas laki-laki dan perempuan . Nah kebetulan saya bertemu dengan kelas mimpi untuk yang laki-laki. Rata-rata mereka masih duduk dibangku SD dan SMP. Kami berkumpul bersama sambil bercerita. Nafis membuka sesi kelas mimpi dan mempersilahkan mereka memperkenalkan diri dan menceritakan cita-citanya. Respon mereka malah tertawa malu-malu. Aku menatap pandangan anak-anak dengan mata berbinar menunggu mereka satu persatu menceritakan mimpinya di masa depan. Mereka satu persatu menceritakan tentang apapun yang diinginkan. Lebih spesifik lagi, tentang cita-cita kita. Mau jadi apa nantinya ? . Mereka bercerita sambil bercanda, dan rata-rata ketika kutanya ingin menjadi apa semuanya memiliki jawaban yang sama. Ya..mereka ingin menjadi pemain sepak bola. Saya pun mulai protes ketika dari 8 orang anak, 7 orang memberikan jawaban yang sama. Alasan utamanya adalah karena mereka hobby bermain bola. Setelah kuperhatikan memang kebanyakan mereka menggunakan kaos bola. Untuk memancing mereka, akhirnya kumulai dengan bercerita tentang mimpiku yang terbesar dengan bahasa yang sesederhana mungkin, agar mereka mengerti.Aku pun mulai menjelaskan profesi-profesi baru di zaman now yang kekinian seperti youtuber, vlogger, photographer.
Aku sendiri termasuk pemimpi dan senang sekali memikirkan kelak seperti apa diriku di masa depan. Merancang peta hidup dan berkhayal jika suatu saat nanti aku sampai pada titik yang kudambakan. Setelah itu kupaksa diri ini bergerak berlari mengejar apa yang kuinginkan, bermodalkan ikhtiar dan kekuatan doa. Aku tahu bahwa Tuhan diatas singgasana-Nya menyaksikan perjuangan hamba-Nya dan aku yakin Dia pasti menghargai usaha hamba-Nya. Tuhan sang maha sutradara juga telah mengatur sedemikian rupa setiap alur hidupku dalam suratan sempurna yang Dia rancang. Aku yakin setiap apa yang telah dan akan terjadi pasti itu adalah yang terbaik untukku.
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar